sumber |
sumber |
Harusnya hari ini saya sudah bersusah-payah mendaki bukit yang ada dalam gambar di atas. Dengan melihat gambarnya, saya sudah bisa membayangkan akan bernafas dengan ngos-ngosan sambil berjuang menggapai puncak. Dan harusnya pula di gambar di atas itu sudah ada foto-foto narsis saya dengan berbagai pose... *uhukk..
Sayang semua itu akhirnya cuma menjadi angan-angan saja.
Demi melipur lara, akhirnya saya googling sana-sini dan mencopot beberapa gambar untuk saya tampilkan di sini.
Ceritanya, sudah dari beberapa bulan yang lalu ibu-ibu di Persekutuan Wanita Gereja berencana untuk melakukan perjalanan Wisata Rohani ke Tomohon, Manado. Saya yang belum pernah menginjakkan kaki sekalipun di Manado ini langsung mengacungkan tangan minta ikut dalam rombongan nanti. Berbagai persiapan dilakukan, mencari dana, latihan tari-tarian ala Papua, latihan senam ala Papua (ada lho..), tlatihan Paduan Suara dan lain sebagainya. Begitu bersemangatnya para emak-emak ini, hingga latihan dari jam 4 sore hingga jam 7 malam setiap haripun diikuti tanpa lelah.
Di minggu terakhir latihan, kami semakin bersemangat. Setiap sore saya membawa Wilda, putri kecil saya untuk menemani latihan. Pada hari Selasa, saking bersemangatnya latihan nyanyi, saya jadi kurang memperhatikan Wilda. Pas keluar, ternyata dia lagi asyik bermain pasir dengan beberapa teman-temannya. Saya panggil-panggil, bujuk-bujuk dengan berbagai cara namun tak mempan untuk membuatnya berhenti dari kegiatannya itu.
Saking kotornya, pulang ke rumah saya mandikan lagi dia. Saya sempat agak khawatir, soalnya sudah malam mana dia lagi batuk namun mau tak mau harus tetap mandi karena kepalanya penuh dengan pasir.
Dan besoknya kekhawatiran saya langsung terbukti. Saya baru beberapa jam di kantor ketika di telepon suami saya bahwa Wilda mulai demam. Buru-buru saya selesaikan pekerjaan saya dan segera terbang ke rumah. Eh, lupa, sebelumnya saya singgah dulu ke Gudang Farmasi untuk mengambil obat bantuan untuk kegiatan kami yang akan berangkat Manado ini.
Karena sampai sore demamnya tak kunjung turun, dia nggak mau makan, dan badannya lemas sekali, kami langsung menemui DSA-nya untuk berobat. Menurut dokter, dia radang tenggorokan dan menyebabkan badannya demam. Setelah di beri resep, kami menebus obat dan pulang ke rumah mencoba meminumkan dia puyer tersebut. Sayangnya Wilda begitu susah minum obat. Semua yang masuk ke mulutnya langsung dimuntahkan.
Syukurlah beberapa hari berikutnya kondisinya mulai membaik. Semua yang berjenis es, yang dingin-dingin, yang berminyak, yang berbentuk goreng-goreng saya singkirkan dari menu makannya. Untunglah dia mau makan dan nggak banyak mengeluh.
Sementara itu waktu menjelang keberangkatan semakin dekat. Rencananya kami akan berangkat menggunakan kapal laut pada hari Sabtu tanggal 13 Oktober 2012.
Meski seragam, juga tiket sudah ada, namun akhirnya demi anak tersayang yang tak rela ditinggalkan, saya pun memutuskan untuk tidak ikut rombongan... Yah.. mungkin lain kali saya mendapat kesempatan untuk menginjakkan kaki di tempat tersebut.. Semoga.....
*postingan ini di tulis sesaat setelah membaca status seorang teman yang ikut dalam rombongan "otw.. bukit kasih"
hehehe ga apa2 ya mak sabar.. :D
BalasHapusYah, sabar... Sabar... Hehehe...
Hapuskalau dilihat,kok tempat'a mirip kaya tembok china ya mba ?
BalasHapusHahaha.. Tembok china ala Indonesia..
Hapussemoga masi ada rejeki berikutnya utk bs kesana ya mbak :)
BalasHapusIya mbak.. Pokoknya suatu waktu harus ke sana deh... *berjanji pd diri sendiri :)
Hapusaku doakan semoga lekas kesana ya
BalasHapuswahhh.. makasihh mama Cal-Vin :)
Hapusdrpada ga tenang juga ya mba di sananya, gpp lah lain kali pasti ksempatan itu akan datang lagi :D
BalasHapus