Rabu, 25 Januari 2012

Budaya, kebanggaan, dampaknya...

Berikut ini kutipan dari catatan seorang teman (my sist Norma Kambuno),, semoga bermanfaat...

" budaya toraja begitu terkenal
dengan segala keunikannya
masyarakat toraja juga begitu bangga dengan semuanya itu
wisatawan juga datang hanya satu tujuan menyaksikan budaya itu

namun berapa banyak yg pernah mencoba memikirkan dampaknya
apa yang dikorbankan dibalik kemewahan pesta itu?

setiap kali ada orang tua yang meninggal ditana toraja
kesedihan dibandingkan beban menanggung pesta sebelum penguburan, mungkin lebih berat.
setelah mayat dibaringkan didalam rumah
selanjutnya cerita panjang....

malam ini, orang akan datang melayat
makanan apa yang harus disajikan diatas meja
besok babi dengan kerbau yang akan dipotong
bagaimana dengan gula, kue, kopi teh dsb...

akhirnya dukacita dilupakan berganti kebingungan mencari uang.
setiap kali ada kerabat dekat yang datang berbela sungkawa dengan membawa babi atau kerbau
jangan lupa mencatatnya, karena itu adalah " HUTANG'
yang kelak harus dibayar..
"kelaknya" itu tidak tahu kapan.
bisa minggu depan, bulan depan, tahun depan atau mungkin 5thn lagi.
tidak menjadi soal yang penting "GANTINYA"

jika pihak keluarga hanya mampu memotong 1 atau 2 ekor kerbau
maka kelurga yang beduka belum dianggap "kaya"
apalagi jika tidak ada kerbau sama sekali.
wah itu hal yang cukup "MIRIS"

dan sebaliknya jika mampu sampai puluhan,
bahkan ratusan kerbau
wow............itu akan jadi sebuah kebanggan luar biasa.
bisa berubah menjadi kesombongan.
karena mampu mengangkat derajat orang tuanya yang meninggal
dengan memotong ratusan kerbau pada pesta penguburan.

tidak peduli uang itu darimana
mau pinjam bank, pinjam saudara, pinjam tetangga
atau mungkin tabungan yang sudah lama disimpan
yang pasti pada saat pesta orang banyak bisa melihat kerbau kerbau itu ditebas

itu baru kerbaunya, yang paling murah 12 sampai 15 jt/ekor
belum yang hargax sampai 50-60 jt bahkan ada yg 100 jt/ekor.
bagaimana dengan babi..........minimal 1,5jt smp 2 jt/ekor.
kan ga mungkin cuma makan daging
so, berasnya, gula, minum, kopi teh........pokoke segala macam.

kesimpulan sementara saya : orang toraja sebenarnya masyarakat yang secara materi mampu.
Yes, thats right....
tapi itu tidak banyak kelihatan. banyak yg sampai masa pensiunnya ga punya rumah yang layak. ga punya kendaraan.
kenapa? ya karena adat yang membanggakan diatas..
meskipun ada juga yang kaya, punya rumah mewah, mobil, dsb.

lalu, cerita belum selesai.
masaalah menjadi lebih panjang untuk membayar semua hutang babi dan kerbau yang diantarkan kerabat tadi.
jadi, setiap harinya orang toraja mungkin bekerja mengumpulkan uang
juga untuk membayar hutang-hutang itu.
miris ya........iya
hidup dengan belenggu hutang.
dibayang-bayangi keresahan karena tagihan itu.......
karena bisa muncul kapan saja. kita harus siap.

siapakah uang di bank. tabung hasil kerja . untuk membayar hutang itu.
kasihan..............
anak-anak disekolahkan untuk bekerja dengan harapan kelak mereka bantu membayar hutang keluarga.
anak yang berhasil adalah mereka yang punya uang banyak.
anak yang sukses adalah yang punya tabungan deposito di bank.
MATERIALISME begitu tinggi ditoraja.

setiap saat yang jadi persoalan ya hanya uang saja...
beban orang tua kepada anaknya menjadi berat.
bagaimana jika mereka sudah berumah tangga.
tidak ada pilihan..orang tua mau minta kemana lagi...

ach saudaraku
itulah sepenggal cerita tentang TORAJA nan indah
apakah serumit itu?
tidak juga. karena ini sudah menjadi budaya yang mendarah daging.
 sulit untuk dirubah.....
jalanilah dengan segala keikhlasan
dengan tetap kembali pada prinsip FIrman Tuhan.
orang yang memberi tidak selalu kekurangan
orang yang menumpuk tidak selalu berkelebihan

jalani dengan motivasi memuliakan nama Tuhan
bukan mencari pujian dan kesombongan manusia......"


Membaca catatan di atas,, kembali sy berfikir, sebagai seorang yang nota bene jelas mengalir darah Toraja dalam diriku,, inilah realitas yang harus saya hadapi.. dilema memang..sebagai seorang anak yg hidup di perantauan,, saat kadang2 sedang di hadapkan dengan kebutuhan yang sangat mendesak, terlebih lagi sekarang sdh berkeluarga..(dulu sih enjoy sj, krn blm punya beban keluarga sendiri),, kemudian datanglah  tlpn dari kampung mengabarkan bahwa Nene' ini meninggal n acaranya tgl segini,, siap2 ya, ingat, dulu mereka pernah bawa ini dan itu jd jelas kita ada hutang yang harus dilunasi.... duh,, rasanya miris sekali,, tp apa mau di kata,, tak mungkin mengecewakan mama yg sudah hidup sendiri skrg.. mengingat perjuangannya dl menyekolahkan sy hingga selesai,, tdk mungkin menolak..
Kalau bukan orang Toraja yang baca pasti akan segera berkomentar,, hmmm ini pemborosan besar..
tapi....
yeah... akhirnya prinsip di atas menguatkanku :
orang yang memberi tidak selalu kekurangan

orang yang menumpuk tidak selalu berkelebihan

Semuanya kembali pada motivasi memuliakan TUHAN.


 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar