Sabtu, 03 November 2012

Blogger Cenderawasih


..... Tanah Papua tanah yang kaya, 
      surga kecil jatuh ke bumi.
      Seluas tanah sebanyak madu 
      adalah harta harapan

      Tanah Papua tanah leluhur
      di sana aku lahir
      bersama angin bersama daun
      aku dibesarkan......

Demikian di atas sepenggal dari lirik lagu Aku Papua.
Pastinya yang tinggal di Papua, maupun orang Papua yang tinggal di luar Papua sangat akrab dengan lirik tersebut apalagi kalau sudah sampai di bagian reffrainnya. :) Pasti nyanyinya sambil jejeritan.. hehehe..
Lagu yang dipopulerkan oleh Edo Kondologit ini memang seperti mewakili setiap perasaan orang Papua bahkan saya sendiri yang meski bukan asli orang Papua namun hanya merantau ke sini setiap kali mendengar lirik lagu itu, seperti ada asa yang terbuncah dari dalam hati. Lagu ini selalu membuat saya bangga menjadi bagian dari Papua.
Dulu setiap kali ada teman yang bertanya, "sekarang tinggal di mana?" Ketika saya menjawab saya tinggal di Papua, maka komentar yang saya dengar selalu hampir seragam..
"Wah, di Papua ya.. hmmm itu jauh sekali, terpencil, pedalaman yah..."
Huuaaaa......... dengan semangat '45 saya selalu menjelaskan, bahwa kami di Papua tidaklah seterpencil yang orang bayangkan.
Meski dalam keterbatasan, pembangunan di Papua juga cukup pesat.
Saya mengingat-ingat kembali pertama kali menginjakkan kaki di tanah ini, kala itu saya masih fresh graduate dari sebuah kampus di Makassar. Dengan beraninya saya datang sendirian ke pintu pulau ini yakni di kota Sorong. Seperti kita ketahui, pulau Papua bentuknya seperti burung. Sorong sendiri berada di bagian kepala sehingga sering di sebut sebagai kepala burung. Karena tempat saya rupanya di kabupaten bukan di kota, maka dalam perjalanan dari bandara kami melewati hutan sehingga saya sempat merasa ngeri .. wah saya mau di bawa ke mana nih?  lewati hutan, lewati lembah.. *ini kok jadi liriknya ninja hatori..

Ah, gak penting itu  langsung saja sudah, intinya saya ke sini warnet saja baru ada satu. Untungnya sudah ada signal meski masih agak suka hilang-hilang. Malah wartel masih merupakan pilihan untuk kominukasi. Karena waktu itu hp saya masih hp jadul yang belum bisa internetan, terpaksalah kalau hendak menggunakan internet saya harus ke warnet yang jauh di kota. hiks...
Untunglah bertahun kemudian ketika akhirnya punya laptop sendiri, saya bisa berinteraksi dengan dunia maya. Meski agak ketinggalan dengan teman2 lain di luar sana, namun tidak apa-apalah, daripada tidak sama sekali kan?

Menjelajahi dunia maya ternyata tak cukup hanya lewat jejaring sosial saja. Awalnya saya sendiri hanya senang blogwalking, berkelana dari satu blog ke blog yang lain. Kemudian dari situ saya tertarik untuk ikut membuat blog juga. Memanfaatkan blog gratis dari blogspot akhirnya  saya belajar membuat blog pribadi. Karena belajar secara otodidak, agar ilmu saya bertambah, saya pun bergabung dengan kelompok2 blogger agar bisa lebih banyak belajar. Tentu saja dengan bergabung di kelompok blogger akan lebih banyak menguntungkan. Ada tiga grup blogger di mana saya bergabung, yakni Emak-Emak Blogger, Blogger Buku Indonesia (BBI), dan yang terakhir karena saya pikir tentu supaya lebih mudah belajar, saya mencari kelompok blogger yang dekat dengan saya. Dan dengan goggling sana-sini, sayapun bertemu dan bergabung  dengan Komunitas Bogger Papua yang menyebut dirinya dengan Blogger Cenderawasih, yang meski bermarkas di Jayapura namun lewat grup di FB saya jadi merasa lebih dekat. 
Teman-teman di Blogger Papua tentu saja orang-orang yang berasal dan bermukim di Papua. Lewat media ini kami bisa saling belajar lebih banyak lagi. Kopdar sering diadakan di markas besar yang sayangnya saya belum pernah berkesempatan hadir karena beda kota. Namun dengan mengunjungi blog teman-teman di blogger Papua kami bisa bertemu di dunia maya. 
Ah, ternyata banyak juga bakat terpendam dari anak-anak Papua. Hingga setahun usia di tanggal 29 Oktober kemarin, anggota yang tercatat sudah ada 256 orang. Jumlah yang cukup besar, jika mengingat pandangan orang yang sering menganggap Papua itu tentu belum tersentuh dengan teknologi.

Namun ternyata, Katong juga bisa kawan...
Bangga menjadi bagian dari Blogger Cenderawasih....
Oh ya, jika ingin mengenal lebih dekat Komunitas Blogger Papua ini, bisa berkunjung di halaman websitenya di sini atau di halaman blognya.

"Happy First Birthday Blogger Cenderawasih...."








"Hitam kulit keriting rambut 
Aku Papua...."

14 komentar:

  1. Maap baru main ke mari mamanya Wilda. Sukses buat blogger Papua. Jangankan Papua, sy dulu pernah merantau ke SUmatera, di sana bermukim di tempat yang warganya majemuk. SY dan suami minoritas di sana, kalo ditanya dari mana dan sy jawab, "Makassar". Orang2 hampir seragam mimik/reaksinya, ya spt di atas ... malah ada yang mengira Makassar itu dekat Ambon. Ada yang tanya "Ramai ya" saya bilang: "Ramailah kan kota terbesar di Indonesia Timur" :D

    Atau sy bilang "Lebih ramai daripada di sini" :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Blognya keren sekali mom ... disain sendiri? Sy ndak bisa eh kalo disain sendiri begini :)

      Hapus
    2. Halo Mbak Mugniar... saya suka berkunjung ke blognya juga, soalnya selalu mengobati rasa kangen saya dengan kota Makassar.. hehe... :)
      Btw, ini blognya pake desain gratis dari Leleeublog kok, mbak klik aja yang di sudut kiri atas, nanti bisa masuk langsung ke sana..

      Hapus
    3. Waah gratis ya?? *berbinar* coba ke TKP dulu yaa ... thanks :D

      Hapus
  2. terima kasih... kk... untuk tulisannya... nantinya tulisan semuanya akan aku kumpul dan di jadikan dalam satu majalah online pertama Blogger Cenderawasih.. !!! oh ya kk tgl 10 november bosok nantinya majalahnya akan di publish... ditunggu ya kk.. :) GBU .:: Semangat Blogger Cenderawasih ::.













    BalasHapus
  3. selamat ulang tahun untuk blogger cendrawasih ya

    BalasHapus
  4. tetap satu dalam perbedaan.. keren postingannya mamaWilda.. mantab.. :)
    salam, mas IBeth

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih Mas Ibeth..
      Hidup Blogger Cenderawasih.. :)

      Hapus
  5. salah satu mimpi terbesar sy itu malah pengen ke Papua mbak.. Kl denger cerita suami yg pernah kesana atau denger crt dr org2 Papuanya langsung kl lg main ke Jkt bikin sy tambah kepengen mau kesana.. Bener2 hrs nabung ni, krn pasti mahal ongkos kesananya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, mahal di ongkos mbak.. :)
      Yuk, jalan2 ke Raja Ampat.

      Hapus
  6. Selamat ultah blogger Cendrawasih :)

    BalasHapus
  7. Selamat Ulang Tahun
    Tuhan Berkati Selalu
    Dalam Bumi Cendrawasih Papua

    BalasHapus