Sabtu, 26 September 2015

Cerita di balik gempa

Lama nggak nulis, sepertinya harus bebersih rumah dulu.. #lap sarang laba2... Hehehe..
Selain bersih rumah virtual ini, saya juga abis bersih-bersih rumah beneran. Mumpung sabtu dan mumpung lagi libur, sempatkan dulu ah.. Sebenarnya ada cerita di balik itu. Seperti di beberapa berita yang muncul di tv kemarin, kota kami baru saja mengalami gempa yang lumayan keras. 6,8 SR kata BMKG.
Gempa tengah malam yang cukup mengejutkan semua orang sempat membuat panik. Apalagi kami yang tidurnya di lantai 2, rumah yang berderak-derak, goyangan hebat, plus bunyi benda-benda yang berjatuhan cukup membuat ngeri. Mana lampu yang langsung padam. Lengkap sudah..
Kamis itu, tanggal 24 september 2015, memang gak sama seperti hari biasa, kan libur.. Hehehe.. Saya juga kebetulan ketiban rejeki dari tetangga, dapat daging kurban.  Karena suami minta rawon, jadilah saya tiba tiba kepengen masak buras. Kan pas tuh buat temenan rawon. Jadinya saya agak telat tidur karena masih ngurusin makanan-makanan itu. Setelah buras di bungkus-bungkus, saya simpan di kulkas dulu buat di rebus besok.
Anak anak sudah tidur, jadinya sambil nonton saya ngobrol ngarol-ngidul sama suami. Jam 12 saya pun tidur duluan. Dia masih asik dengan tontonannya, hingga kemudian saya tiba tiba mendengar teriakannya menyuruh bangun. Alarm tubuh saya langsung berdengung, membuat saya melompat dan menggendong anak saya yang besar si Wilda. Suami sendiri sudah memeluk anak lelakinya, si kecil Juan. Kebetulan mereka tidurnya berdekatan. Saya baru mau berdiri eh goyangan gempa yang paling besar sudah mendera. Suami yang sudah di depan pintu tak mampu membuka kunci. Sementara itu lampu langsung padam, dan bunyi benda- benda yang berjatuhan serta bunyi rumah yang berderak membuat saya tak mampu berdiri. Keadaan gelap membuat saya hanya bisa pasrah sambil memeluk Wilda. Goyangan gempa berlangsung kira kira 15 detik , dan ketika berhenti kamipun berlari keluar kamar sambil berteriak membangunkan keponakan-keponakan yang tinggal bersama kami dan tidurnya di kamar sebelah. Berlari menuruni tangga masih sambil bergoyang-goyang, dan keluar lewat pintu belakang. Untunglah sempat menyambar alas kaki. Di luar kami kembali meneriaki tetangga di ruko sebelah yang tidak menampakkan tanda-tanda kalau mereka sudah keluar rumah. Hingga beberapa detik kemudian gempa susulan kembali terjadi. Untunglah si tetangga akhirnya turun setelah suami meneriaki mereka berulang kali. Rupanya mereka panik hingga tidak tahu harus berbuat apa. Karena punya anak 3, mereka tidak tau harus menggendong yang mana.
Di luar tiba tiba saja kaki saya dikerubuti semut merah dan beberapa dengan ganasnya sudah mulai mengigit saya. Kamipun berjalan mencari tempat yang lebih lapang. Masih sambil menggendong Wilda, karena kondisi yang gelap, kaki saya salah menginjak tanah, dan sayapun terjatuh dengan sukses ke dalam got, syukurnya got kecil sedalam kurang lebih 50cm itu kering dan saya cuma sedikit terpelecok.. ,apa sih istilahnya... ?
Bersama para tetangga kami berkumpul di luar hingga akhirnya saya dan suami memberanikan diri naik lagi ke rumah untuk mengambil handphone dan juga mengunci rumah karena berencana untuk tidur di rumah kakak ipar yang berlantai 1 jadi lebih aman. Masuk melihat kondisi kamar hanya dengan diterangi penerangan korek gas yang dinyalakan suami, membuat saya terpana melihat pemandangan kamar. Tv terjatuh dari tempatnya, speaker juga ikutan berbaring di sebelahnya, dan buku-buku saya berhamburan terjatuh dari raknya. Cepat-cepat saya menyambar Handphone dan sebuah selimut. Belum juga keluar, suami sudah berteriak lagi menyuruh cepat-cepat karena goyangan kecil mulai lagi mendera. Suami mengeluarkan motor dan mengunci pintu, serta kemudian kami pamit pada tetangga untuk melanjutkan tidur di kakak ipar. Sepanjang jalan terlihat semua warga berada di luar rumah. Kebanyakan malah sudah menggelar tikar dan kasur untuk tidur di luar. Signal hp sempat hilang sesaat hingga kemudian normal kembali membuat saya mencoba mencari tahu pusat gempa lewat internet.
Rupanya pusat gempa memang di kota kami. Wilda yang sempat trauma agak susah di bujuk untuk kembali tidur. Sementara si kecil yang terbangun malahan menjadi segar dan mengajak main. Hehehe.. Jadilah kami tidur kembali hampir setengah lima.
Pukul 6 pagi, saya membangunkan suami untuk pulang ke rumah. Sepanjang jalan kami menyaksikan kerusakan yang dihasilkan gempa. Untunglah tidak terlalu berat. Yang agak parah, apotek milik seorang teman, bagian depannya rubuh menjatuhi mobil mereka yang masih baru , belum juga sebulan kepake.. yang untungnya menurut mereka terlindungi asuransi. Sebuah pagar sekolah juga ambruk, dan bahkan dapur tetangga saya ikut roboh. Syukurlah bangunan tempat tinggal kami tidak mengalami kerusakan apa apa. Hanya beberapa obat yang ada dalam apotek kami yang terjatuh, tapi syukur nya hanya satu dua botol yang pecah. Ah, di balik musibah memang selalu ada hal yang bisa kita syukuri. 




Catatan :
Lama gak ngeblog lantaran sibuk dengan si kecil yang kini sudah setahun plus laptop saya yang mulai bandel juga plus saya sudah pindah tempat kerja yang ternyata membuat saya tidak bisa menyentuh laptop lama lama saking sibuknya.. Jadi ini postingan pertama pake hp. Mudah-mudahan bisa terbaca.. Maaf kalo banyak typo. Hehehe.. Semoga ke depannya bisa lebih rajin mengepost.. :-)

7 komentar:

  1. Maaaak, apa kabaar? Ya Allah gak kebayang keadaan pas ada goyangannya ya...saya pernah waktu di Yogyakarta, syukurlah semua selamat ya Mak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mak Astin.. Kabar baik mba.. Iya syukur semua SelamAt, bahkan gak ada korban jiwa sejauh ini, hanya luka luka n banyak bangunan rusak.

      Hapus
  2. duh itu mobil saiapa yang kena runtuhan bangunan mbak. Syukur ya semua selamat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mobil temen mbak...
      Yuup.. syukurlah gak apa2..

      Hapus
    2. Mobil temen mbak...
      Yuup.. syukurlah gak apa2..

      Hapus
  3. Lagi panik2nya dihampiri semut pasti tambah ngga jelas rasanya ya, Mbak. . .

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha.. yupp.. yang ada langsung lompat2 gak jelas... :-)

      Hapus