Rabu, 18 Juli 2012

Goyang kasuari ala Inawatan

Barusan saya dan beberapa teman2 di kantor melongok keluar jendela, gara-garanya ada terdengar suara2 tabuhan gendang eh nggak tau ding.. soalnya ngeliat dari jauh, entah apa jenis alat musik yang di tabuh itu.
Rupanya di luar, di seberang jalan agak jauh di sana ada serombungan orang dengan sebagian memakai pakaian adat sedang berjalan perlahan-lahan sambil bergoyang.
Barisan pertama sepertinya adalah orang2 yang membunyikan alat musik.. Bunyinya seperti ini.. titutittituti... pungpangpungpang.... dst.... (saya nggak bisa visualisasikan suaranya hahaha...*dasar gak punya bakat musik)
Selanjutnya diikuti oleh beberapa penari yang berpakaian adat tadi.. mereka bergoyang-goyang dan menari sambil berjalan. Oh ya, ada pula yang bawa bendera merah putih...(kentara ya nasionalisme mereka?)
Di barisan belakangnya ada lagi beberapa orang eh banyak sekali malah barisan yang membawa piring-piring...
Nah lho? ini piring buat apa? banyak amat....
Tua muda semua bawa piring, kalo di kira-kira misalnya ada 50 orang membawa piring 10 buah, wahh berati ada kurang lebih 500 piring..
Karena kurang mengerti, saya bertanya sama Bapak di sebelah saya..
Katanya ini adalah acara adat yang kemungkinan adalah dari suku Inawatan. Mengapa dia tau itu suku Inawatan?, hanya dengan melihat cara goyang mereka yang katanya adalah goyang kasuari khas orang Inawatan. Nah, ini adalah acara seserahan (orang Jawa bilang) alias lamaran dengan membawa mas kawin itu berupa piring-piring. Selain piring biasanya juga mas kawin untuk daerah sini adalah berupa gulungan kain. Lain daerah memang lain mas kawinnya.. Teman saya yang orang timur (NTT) bilang mas kawinnya dia adalah gading gajah, padahal di kampung mereka mana ada gajah..
Acara lamaran ini katanya bisa berlangsung lama sekali lho..bisa dari pagi sampai malam.. meski ada pula yang berlangsung cepat.
Istilahnya acara "masuk minta"
Inawatan sendiri adalah sebuah daerah di kabupaten Sorong Selatan...
Saya jadi teringat dengan acara lamaran waktu saya dulu mau nikah.. Asli.. jauh banget dari acara seperti tadi.. Hanya pembicaraan antar keluarga, bahkan calon suami saya sendiri tak muncul di acara lamaran lantaran lagi sakit (haha si abang nervous menghadapi hari H kali..)

Akhirnya perlahan, barisan tersebut lewat...Kamipun satu-satu melangkahkan kaki ke kursi masing2..
Hmmm.. senangnya punya negara yang kaya akan adat-istiadat..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar