Sebenarnya ini cerita perjalanan pulang kampung bulan Desember kemarin. Syukurlah kami di beri kesempatan untuk mengunjungi beberapa tempat wisata di kampung halaman saya. Tempat pertama yang kami kunjungi adalah Ke'te' Kesu'. Tempat ini menjadi pilihan pertama karena merupakan tempat yang paling dekat. Berjarak hanya kurang lebih 4 km dari kota Rantepao, dengan mengendarai motor rental kami tiba hanya dalam waktu sekitar 15 menit.
Ke'te' Kesu' yang terletak di Kampung Bonoran merupakan objek wisata berupa cagar budaya. Dalam perjalanan ke sana, kita disuguhi dengan pemandangan hamparan sawah nan luas di kiri kanan jalan. Kemudian memasuki kawasan wisata tersebut, tersebar para penjual kerajinan khas Toraja. Untuk masuk ke dalam, kita membayar retribusi sebesar lima ribu/ orang.
Ketika kami datang, kemungkinan beberapa saat sebelumnya entah beberapa bulan atau minggu sebelumnya ada kegiatan pesta adat, ditandai dengan adanya sisa-sisa bangunan bekas tempat pesta. Bisa saja itu upacara adat kematian (
rambu solo') yang memang biasanya di gelar pada bulan November - Desember.
Masuk lebih ke dalam, terlihat pemandangan deretan rumah-rumah adat Toraja atau yang akrab di sebut sebagai
tongkonan. Tongkonan-tongkonan ini usianya sudah ratusan tahun. Di hadapan tongkonan ini berderet pula
alang (merupakan lumbung tempat menyimpan padi).
Dari tongkonan, kami berjalan masuk melewati jalan setapak dan menemukan kuburan adat. Ada yang berupa
patane (kuburan berbentuk rumah), ada pula yang berupa liang-liang batu. Makam-makam tersebut ada pula yang di gantung. Dalam hal ini mayat dimasukkan dalam sejenis peti yang di sebut erong kemudian di gantung di atas liang-liang batu. Kemudian ada pula patung-patung (tau-tau) yang di buat menyerupai orang yang sudah meninggal tersebut, namun diletakkan dalam jeruji (bukan penjara lho ya..) karena seringnya tindak pidana pencurian terjadi.
Karena kami datang di musim liburan, maka keadaan cukup ramai. Bahkan beberapa turis asing terlihat wara-wiri sepanjang jalan. Saya sempat berbincang dengan pedenya, menggunakan Bahasa Inggris pas-pasan :D hehe... dengan sepasang bule muda dan mereka mengaku sangat terkesan dengan Toraja. Mengakhiri pembicaraan, kami berfoto bersama eh saya yang moto, dan lucunya beberapa orang mengira saya adalah guide pemandu turis tersebut sehingga mereka berebut minta ijin ke saya agar boleh ikutan berfoto dengan si bule... Saya cuma bisa meringis sambil geleng-geleng kepala.
|
deretan Tongkonan yang berhadapan dengan alang |
|
Tau-tau (patung) berada di balik jeruji |
|
salah satu patane |
|
tau-tau di depan patane |
|
menaiki tangga-tangga untuk melihat makam2 gantung |
|
kuburan yang digantung (erong) |
|
tumpukan tulang-belulang yang erongnya kemungkinan sudah lapuk di makan usia |
|
pernak-pernik kerajinan Toraja |
|
pernak-pernik Toraja |
|
sepasang bule yang di culik untuk berfoto. |
Waah...kita kesana pas bukan musim liburan. tur guidenya jg bilang suruh dateng pas bulan desember karena pasti bakal ramai karena akan ada upacara pemakaman orangtua salah seorang pejabat. Ceritanya di http://www.emakriweuh.blogspot.com/2011/11/berwisata-ke-tana-toraja-bagian-3-rumah.html
BalasHapusSayang kita ga sampe naik-naik tangga karena boyz sudah kelelahan habis dari makam londa sebelumnya. Jadi tau ada apa di atas sana.
Keren mak :)
Di atas banyak kuburan Mak.. (seraammmm)...
HapusKalo ke Londa memang cukup melelahkan, makanya kami ke sana hari berikutnya.. :)
serem liat2 tulang begitu ;|
BalasHapuseh, aku kalah sama bule.. orang luar udah ke sana. aku sendiri org indonesia belum. hihii
salam kenal bun :)
Salam kenal juga Mak..
HapusHayukk jalan-jalan ke Toraja.. :)
kenapa patungnya dibalik jeruji ya? asyik ya jalan-jalan ditoraja
BalasHapusHabis sering banget kasus pencurian Mak Lidya..
HapusPernah ada yang diselundupkan ke luar negeri.