Putri saya, Wilda (3 tahun) suka sekali makan pisang. Dan beberapa hari lalu suami saya membelikan dia pisang nona satu tandan. Tentunya cukup banyak dan lebih dari cukup untuk kami makan beramai-ramai. Sampai tiga hari pisang tersebut nangkring di atas meja makan, hingga tersisa bagian bawah yang kecil-kecil dan sudah terlalu matang sehingga tidak ada lagi yang meliriknya. Saat melihat sisa-sisa pisang nona inilah, maka saya teringat dengan postingan Bunda Fitri Pity Firmansyah tentang Banana Coconut Cake-nya. Ah, daripada di buang, mendingan di olah sajalah. :)
Nah, bahan-bahan yang di resepnya Bunda Fitri kan hampir semua gak ada tuh di lemari saya, jadi saya di bantu Wilda mulai deh bereksperimen sendiri.
Di bantu Wilda, saya memecahkan 5 butir telur, di tambah dengan gula sekitar 350 gr, di mikser dan ditambahkan bahan pengembang SP. Ternyata di cari-cari, SP saya tinggal sedikit, mau beli tapi eman-eman, jadinya saya membongkar lagi, eh rupanya masih ada sedikit Ovalet. Saya baca ternyata bahan ini juga adalah pengembang kue. Saya tambah sajalah.
Sambil adonan di kocok, kami mulai mengupas pisang kecil-kecil itu dan dihancurkan oleh Wilda untuk dimasukkan ke dalam adonan. Saya lupa berapa jumlah pisang itu, kemungkinan masih ada 10 buah tapi ukurannya super mini. Selanjutnya saya sibuk melumatkan mentega 1 setengah bungkus (300g) untuk dimasukkan ke dalam adonan. Sayangnya pekerjaan ini rupanya lebih diminati Wilda, jadilah dia mengambil sendok dan ikut-ikutan mengulek-ulek menteganya. Begitu selesai, tentu saja baju dan pakaiannya lengket dengan mentega. Tapi biar sajalah... Kan katanya berani kotor itu baik... Hehehe..
Kemudian kalau di kuenya Bunda Fitri pake coconut powder, yang sayangnya saya nggak punya, maka saya mengganti dengan susu. Harusnya sih pake susu kental. Tapi karena nggak ada, saya pake aja susunya Wilda 5 sdm dan dilarutkan dalam segelas air. Maap yah nak, mengurangi jatahmu segelas.. qiqiqi..
Tambah vanili, tambah tepung, jadi deh adonannya. Eh, tapi kayaknya masih ada yang kurang...
Ternyata biar lebih yahud mesti di tambah coklat. Sayang saya tidak punya persediaan coklat bubuk. Sekali ini saya nyerah, akhirnya meminta tolong keponakan saya untuk membeli di warung sebelah. Tapi masih dengan bisikan, beli yang ukuran paling kecil ya... *dasar pelit.
Setelah di tambah bubuk coklat, jadi deh adonannya, di panggang sambil harap-harap cemas semoga adonannya mengembang.
"Mama..mama.. liat aku.."
Waks, saya baru sadar, selama mengocok adonan, saya meninggalkan Wilda yang sibuk sendiri dengan kegiatannya. Rupanya sisa tepung yang saya pakai tadi sudah habis dipakainya untuk jadi bedak di sekujur tubuhnya.. Aaaargggghh..... Untung kue sudah dalam oven, jadi bisa fokus membersihkan Wilda. Padahal sudah malam, masa mandi lagi..?
Akhirnya Wilda bersih juga, kuenyapun siap...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar