Wilda dan Paman Santa

Ho...Ho..Ho...

"Santa Claus is coming to town...."

Sudah menjadi tradisi buat pemuda di Gereja kami, setiap awal Desember selalu mengadakan kegiatan Santa Claus dalam rangka menyambut Natal.

Seperti kita tahu, Paman Santa alias Sinterklas selalu menjadi icon Natal yang menyenangkan buat anak-anak. Sepanjang tahun si Santa akan mencatat anak yang baik dan anak yang nakal untuk mendapatkan ganjarannya masing-masing saat menjelang Natal.

Jika dulu, saat saya masih berstatus pemuda, tentunya ikut pula beramai-ramai dengan teman-teman lain untuk ikut berpawai bersama Paman Santa dengan Piet Hitam dan tentunya Badut-badut yang lucu. Nanum sekarang setelah berstatus mama-mama, maka saya hanya menjadi tim penggembira saja, ikut mendaftarkan Wilda sebagai salah satu target Paman Santa.

Orang tua biasanya membayar sejumlah rupiah untuk uang pendaftaran dan menyediakan kado sendiri untuk anaknya, dan Paman Santa akan  mengunjungi dia membawakan kado tersebut plus snack dan bonus foto bersama si Santa.

Nah, bagaimana kunjungan Paman Santa pada Wilda hari Minggu kemarin? Ternyata kunjungan Paman Santa cukup menakutkan buat Wilda. Meski sebelumnya saya sudah membujuk dia dengan mengatakan bahwa Paman Santa itu sangat baik, namun dia tak mau percaya. Entah apa yang membuat dia takut. Meski saya sudah menyuruh si Piet Hitam pergi, bahkan si badut, namun begitu melihat wajah Paman Santa di belakangnya, Wilda langsung bersembunyi di pelukan ayahnya. Bahkan dia menjadi sedikit gemetaran. 

Waduh Nak, ini dibawakan kado lho sama Paman Santa.

Tapi untunglah kunjungan Santa tidak sia-sia. Begitu Paman Santa pulang, semua nasehat Paman Santa terpatri di ingatannya. Misalnnya : dia langsung tidur begitu di suruh tidur, tak lagi susah di suruh makan, bahkan ajaibnya, dia juga tak lagi mau nonton Oggy berlama-lama.

Ho..ho.. ho... Terima Kasih Paman Santa.

Santa & pasukannya

langsung membongkar kado

masih ketakutan, setelah ditinggal Santa