Sabtu, 23 Januari 2016

Permainan Masa Kecil


Suatu hari di tahun 1990an.

Sore itu, seperti hari-hari biasa, kami berkumpul di rumah seorang teman sesuai dengan kesepakatan kami di sekolah tadi. Saya dan kakak saya berjalan dengan cepat sambil tersengal-sengal karena rumah tempat kami berkumpul lumayan jauh. Mana lokasinya agak di puncak sehingga memerlukan tenaga yang lumayan untuk mencapainya.  Ketika sudah lengkap, kami mulai menentukan permainan apa yang akan kami mainkan. Selaku gadis-gadis mungil, biasanya permainan kami tak lepas dari mainan cewek. Bermain "bongkar pasang" atau yang sekarang lebih dikenal dengan paper doll, lompat karet, main rumah-rumahan, masak-masakan dan sejenisnya. 

Tapi sore itu cuaca cukup bagus, sehingga amat sayang jika dilewatkan hanya dengan bermain dalam rumah. Segera kami memilih permainan yang asyik untuk dimainkan di luar. Kebetulan pula, rumah Lina dan Jeni tempat berkumpul kami hari itu memiliki lapangan rumput yang nyaman. Jadilah kami memilih permainan "nama-nama tingkat". 



Nah cara bermainnya adalah sambil melompati rintangan. Sang pemimpin permainan yang terpilih lewat "hompimpa" sebelumnya,  akan menanyakan sebuah pertanyaan. Misalnya : "Nama-nama kota?"
"Nama-nama buah?" atau apa saja. Semua terserah sang pemimpin. Itu adalah hak istimewanya.
Rintangannya sendiri adalah dua orang anak yang tadi kalah dalam bermain hompimpa akan duduk di bawah dan membuat rintangan dalam bentuk susunan tangan mereka. Yang melompat tak boleh menyentuh tangan tersebut maupun terkena dengan anggota tubuh lainnya. Jika tersentuh berarti dia harus menggantikan posisi si pembuat rintangan di bawah. Susahnya adalah, karena kita harus segera melompat sambil menjawab pertanyaan si pemimpin. Selain itu melompat tak boleh lama, harus maksimal 3 kali hitungan setelah pemimpin atau anak-anak lain yang melompat setelah pemimpin.
Jadi, permainan ini selain mengandalkan fisik, otak juga harus jalan. Soalnya kita harus sigap menjawab pertanyaan, apalagi jika sang pemimpin anaknya pintar, pasti akan mengeluarkan pertanyaan yang membuat kita harus berfikir keras mencari jawabannya 

Nah, ketika permainan semakin memuncak, dan si pemimpin sudah mulai kehabisan pertanyaan. Maka mulailah pertanyaan-pertanyaan ajaib dikeluarkan. Seenaknya saja sang pemimpin kami waktu itu menanyakan : "Nama-nama pacarmu..?"
Haah.. tentu kami yang di belakang bingung akan menjawab apa. Meski ada gebetan (uhuuk-uhuuk... #abaikan ini), namun kami tentu saja tak berani menjawab itu. Tak dijawab, bisa saja kami didiskualifikasi dan akan menjadi yang di bawah. Sementara jika dijawab tentu saja kami tak punya pacar yang bisa diakui, dan pasti bakalan ditertawakan oleh teman lainnya. Yee... namanya juga anak kecil. Tapi sang pemimpin akhirnya memberi solusi : "Sebut sajalah sembarang nama. Toh ini hanya permainan.."  Seorang teman, yang tepat gilirannya di bawah sang pemimpin , sebut saja namanya Ria meloncat dengan penuh keyakinann sambil menyebut sebuah nama. Kamipun ramai menyorakinya. Tibalah giliran si Jo, dia seorang anak yang sangat pemalu. Saking pemalunya, dia lebih memilih bermain dengan kami para cewek, padahal dia seorang cowok. Mau tak mau meloncatlah ia. Kami tak sabar menanti  apa gerangan nama yang akan disebutnya..
Dan coba dengar, apa jawabnya. Meski akhirnya meloncat penuh semangat namun dengan suara lirih dia berkata  : "Maluuuu....... !!!"

Gubrak.. penonton seketika hening. Dan kemudian pecahlah tawa kami.

Tulisan ini diikutkan dalam Giveaway Permainan Masa Kecil yang diselenggarakan oleh Mama Calvin dan Bunda Salfa."





Catatan :
Gambar hanya ilustrasi, menodong Wilda dan ponakan sebagai model. Dan, meski kejadian ini nyata, nama pemain disamarkan. Hehehe.... 

5 komentar:

  1. hehehe nama yang keluar malu :) makasih ya udah ikutan mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe... iya mbak... waktu itu kita ngakak sampe gak abis-abis...

      Hapus
  2. Hahahaha iya ya dulu pertanyaan yang keluar suka aneh-aneh "nama nama artis yang pacarnya cantik" wek xD

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak, kadang kita sampe bingung mikir jawabannya... :-)

      Hapus
  3. Jadi nostalgia lagi mbak hehehehe

    BalasHapus