Hoahmmmm.... terbangun dan menyadari, saya sudah berada beribu-ribu kilometer jauhnya dari rumah. Tapi tetap saja ini juga adalah home sweet home, karena rumah ini merupakan bagian tak terpisahkan dari keluarga kami. Rumah2 di kampung ini yang telah di bangun ulang oleh pemerintah pasca kerusuhan beberapa tahun yang lalu. Saya ceritakan sedikit ya, kampung suami saya ini bernama Hato allang, terletak di Pulau Seram, masuk dalam Provinsi Seram Bagian Barat. Masih belum ngeh juga?..SBB tuh letaknya di Maluku.. Udah..?? Hedehh,, kalo gt nyebut Ambon saja, mungkin bs membantu mengenal tempat ini, yupss..
Kembali ke saya.. bangun pagi, huahhh segerrr banget, saya segera beres2, mencuci pakaian yang basah kena ombak kemarin saat turun dari speed, terus segera membangunkan suami buat melaksanakan niat kami semalam.. widihhh.. Mancing.. yapp, mancing pagi2 asik bener,, duduk2 di tepi jembatan sambil menunggu ikan2 memangsa umpan kami. Namun tiba2 saya teringat, nih hari Minggu, gak bakalan ada yang mancing di hari Minggu pagi. Semua bakalan sibuk, siap2 tuk pergi ibadah.. Batal deh niat mancing pagi ini.
Kayaknya lebih baik pergi mencari sinyal.. Jam 11-an, setelah ibadah minggu selesai, biasanya tempat yang ramai adalah puncak tanjung batu. Ini adalah tempat berburu sinyal nomor 1. Saya katakan nomor satu karena di tempat ini paling gampang mendapat sinyal. Ada juga tempat lain namun tidak sebaik tempat ini. Perjalanannya agak sulit, karena namanya juga tanjung batu maka jalannya lewat pantai, kemudian masuk hutan dan tibalah kamu di puncak bebatuan yang cukup curam namun pemandangan dari atas sungguh indah. Rupanya sudah ada 4 orang mendahului kami. Sepasang remaja dari kampung sebelah, seorang bapak2, dan seorang ibu. Namun sial, karena lampu mati katanya, maka tak secuil sinyalpun kami dapatkan. Sia-sialah perjalanan kali ini. Namun tetap menyenangkan karena di tengah jalan tadi saya sempat melewati sebuah pohon kedondong, dan jadilah saya melepaskan lelah di tanjung batu sambil menguyah2 kedondong.
Siangnya, karena masih agak lelah, kami cuma duduk2 saja menikmati suasana desa.
Sore hari, kami pun mulai ke jembatan, melihat anak2 yang sedang mancing. Kami belum bisa ikutan, soalnya belum sempat membeli peralatan mancing. jadilah kami bertiga tim penonton bersama Wilda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar