Rabu, 07 Maret 2012

Sotoji

Sotoji
Pernah dengar?
Kalau belum pernah, berarti kita sama. Hehehe...
Saya juga baru tahu waktu mengunjungi blog-nya mbak Desti.
Hmmm... dari namanya tentu kita sudah bisa menduga-duga, ini pasti sejenis makanan. Apalagi jika di ucapkan dengan menggunakan logat Makassar jadi katanya seperti sedikit terpotong, jadinya seperti ini : "soto - ji", artinya kurang lebih " soto doang" hehehe...
Tapi rupanya Sotoji ini beda kawan, Sotoji yang di maksud di sini bukan soto doang, tapi ini makanan model baru yakni soto jamur instan. Jadi kalau kamu-kamu penikmat makanan yang instan-instan, maka saatnya kamu mencoba yang satu ini. Unik ya, kok soto bisa di bikin instan, isinya jamur pula bukan daging-dagingan seperti soto pada umumnya.
Karena penasaran dengan makanan ini, maka sayapun ikut-ikutan memesan Sotoji lewat deblogger yang sedang mengadakan lomba blog Sotoji.. Mumpung gratis.. Hehehe... 
Mulailah saya mengisi form untuk pemesanan sampel, setelah itu menunggu kiriman Sotoji, yeahhh,, nasib orang yang tinggal jauh, jauuuuuuhhh sekali dari ibukota, kiriman Sotojinya lama banget baru sampai, menunggu, sehari,, dua hari, tiga hari...   dst..dst.. akhirnya seminggu lebih penantian berakhir juga kemarin dengan datangnya petugas Tiki JNE membawa kiriman Sotoji yang dinanti-nantikan.
Weleh-weleh, saya yang baru pulang dari kantor, kelaparan, kehujanan pula, dihadapkan pada 3 bungkus Sotoji, wawww, niat mau memasaknya nanti malam terpaksa batal. Perut tidak bisa di ajak kompromi jadi tanpa tedeng aling-aling langsung saja kompor dinyalakan, rebus air, masukkan sohun + jamurnya, siapkan bumbu, dan selesai.. sotoji pun langsung di lahap. Untunglah masih sempat di foto.. Karena kelaparan maka Sotoji inipun tanpa bahan tambahan, cukup Sotoji doang, jadinya seperti Sotoji bening hehehe...
Sotoji bening... :)

 Rasanya...? Huammmmm.. nikmat deh...  Rasa lapar tambah dingin yang menggigit langsung hilang dikarenakan kehangatan dari Sotoji.. Meskipun cuma di makan dengan nasi namun langsung kenyang. Jamurnya kenyal, sohunnya pun enak. Tapi mungkin karena masaknya cuma sebentar jadi masih terasa agak keras baik jamur maupun sohunnya. Sepertinya Sotoji berikutnya harus di masak lebih lama. 
Malam harinya saya kembali bereksperimen dengan Sotoji. Kali ini masaknya sekitar 3 menit lebih, kemudian di tambah telur rebus dan kerupuk, tidak ketinggalan perasan jeruk nipis dan taburan bawang goreng. Jadilah Sotoji episode 2 meskipun dengan tampilan sederhana (maklum bukan Chef..)

Sotoji episode 2
Seisi rumah langung rebutan mencicipi Sotoji. 
Sotoji pun ludes tandas...
Cuma satu kata : "Kurang....."
                            Kurang banyak.....
(kok jadi maruk....? hehehe)

Sotoji memang lezat, terobosan baru dari PT TRI RASTRA SUKSES SEJAHTERA dengan memproduksi soto jadi instan ini benar-benar memudahkan kita yang tidak ingin bersusah-susah untuk mendapatkan makanan secara cepat dan juga pas di perut. Saya jadi terbayang bulan lalu ketika saya masak soto ayam, waduh, begitu repotnya sampai harus menghabiskan waktu
 hampir 4 jam hanya untuk memasak soto dan segala tetek bengeknya.. Repot.. betul-betul repot. Andai saja saya tahu ada yang lebih mudah seperti  Sotoji ini tentu saya lebih memilih menghidangkan Sotoji, praktis dan enak pula. Yakin deh gak ada yang bakal tahu ini Soto instan. Apalagi jika sudah di buat versi Sotoji episode 2 di atas. Hehehe...
 Hanya saja pengemasan Sotoji menurut saya masih ada kurangnya, warna hijaunya sudah pas, soalnya saya juga penyuka warna hijau hehehe.. (ada nggak sih korelasi antara warna kesukaan dan makanan?)
Yang agak mengganggu hanyalah tulisan yang di samping kanan atas. Agak kabur, jadinya seperti kurang jelas saat membaca tulisan warna putih di atas dasar hijau muda.
Tapi dengan adanya label penomoran dari Depkes RI PIRT 8043271011186 dan label halal dari MUI membuat konsumen jadi yakin untuk mengonsumsi makanan ini. Dari penomoran P-IRT ini saya pelajari bahwa Sotoji lebih memilih Jamur bukannya sohun untuk dijadikan bahan utamanya karena terlihat dari kode digit ke dua dan digit ketiga menunjukkan kode bahan pangan untuk sayur dan olahannya (termasuk jamur di dalamnya) alih-alih menggunakan kode pangan untuk sohun yang kodenya lain lagi. Jadi yang ditonjolkan adalah jamurnya bukan sohunnya. Setahu saya jamur dalam hal ini jamur tiram yang digunakan Sotoji merupakan makanan yang kaya gizi karena kandungan proteinnya yang tinggi. Selain itu jamur tiram juga mengandung vitamin dan mineral serta kaya akan serat, sehingga bagus untuk pencernaan. Jadi buat yang lagi program diet, tidak perlu ragu menyantap Sotoji.

Oh ya, satu lagi, saya merasa agak susah waktu menyobek bungkusan kemasan jamur dan bumbunya, sehingga terpaksa memakai bantuan gunting. Jadi mungkin lebih baik jika kemasannya diperbaiki lagi dan di beri tanda untuk tempat menyobek agar lebih mudah membukanya.

Terakhir dari saya, selamat menikmati makanan instan varian baru ini, dan untuk sementara ini kamu bisa mendapatkannya di sini.

"Selamat makan........ :) "







Tidak ada komentar:

Posting Komentar