Kamis, 18 April 2013

Ngopi sambil nulis


Siapa tak kenal kopi?
Minuman hitam kental dengan aroma yang memikat ini jelas-jelas menggoda setiap orang. Apalagi sekarang sudah muncul berbagai varian olahan kopi, tidak melulu hitam kental seperti dulu. Sekarang sudah tersedia berbagai jenis kopi instan dan juga berbagai olahan racikan kopi, bahkan anak-anakpun menikmati kopi lewat permen kopi. Orang bisa memilih kopi mana yang cocok dengannya. Bila bermasalah dengan lambung, tinggal pilih kopi yang low acid dengan berbagai pilihan merek yang kata iklan aman buat lambung. Atau ingin yang berseni, dapat memilih jenis espresso yang dapat disajikan dalam berbagai bentuk model kopi seperti cappucino, latte, frappucino, macchiaoto dan lain sebagainya. Bahkan kini orang dapat pula berkreasi dengan kopi untuk di buat menjadi kue ataupun puding. Kalau puding kopi saya pernah membuatnya, sayangnya yang makan hanya saya sendiri... :( Kenapa? Karena itu puding gagal yang bentuknya tidak karuan. Hikss.. Sepertinya harus lebih banyak belajar masak.

Saya sendiri boleh di sebut sebagai penggemar kopi. Namun dari berbagai jenis kopi yang saya sebut di atas, yang setia menemani saya adalah kopi hitam kental asal dari kampung saya di Toraja. Kopi Toraja jelas-jelas adalah kopi paling nikmat menurut saya. Kopi ini adalah jenis arabika, dengan citarasa yang khas dan wangi yang begitu menggoda. Bertahun-tahun menikmatinya, tak pernah sekalipun saya bosan dengan aroma yang ditimbulkan. Setelah merantau, tentu sulit mendapatkan kopi ini, karena saya jarang pulang kampung. Namun saya tak kurang akal. Setiap kali kakak saya yang di Manokwari pulang, biasanya dia transit di Sorong (kota tempat tinggal saya), maka jelaslah saya selalu mendapat oleh-oleh kopi beberapa bungkus yang cukup untuk beberapa bulan saya nikmati. Hah? Beberapa bulan? Nggak busuk tuh?
Jelas tidak. Bahkan meski sudah  berbulan-bulan, rasa dan aromanya tak pernah berubah. Awet deh. :)

Di rumah hanya saya sendiri yang minum kopi. Suami tak minum karena khawatir dengan penyakit lambungnya. Hanya sekali-kali dia minta juga dibuatkan kopi bila tergoda dengan aroma kopi milik saya. Hehe.. Oh ya, resep favorit saya adalah 2:1. 2 sendok gula dan 1 sendok kopi di seduh dengan air mendidih.  Yup, air yang baru saja mendidih, bukan air panas atau air yang di tuang dari termos. Kenapa harus air mendidih? Soalnya jika menggunakan air panas biasa maka ampas kopi akan tertinggal di bibir gelas, dan aromanya jelas-jelas berbeda. Menggunakan air mendidih, meski dengan resiko gelas pecah (karenanya saya selalu pake mug) benar-benar menghasilkan kopi yang uenaak... baik rasa maupun aroma. Tapi jangan langsung di minum ya, jelas bibir bakal melepuh. Hehehe...
Kalau saya, ambillah sesendok, kemudian tiup perlahan. Rasakan dan hirup aromanya yang wangi. Tiup lagi hingga yakin panasnya pas untuk mulut, dan sesaplah perlahan. Hmmm... nikmatnya tiada tara. 



Nah, kopi adalah teman baik untuk menemani kegiatan sehari-hari. Saya sendiri biasanya mengawali hari dengan minum kopi, tapi tidak setiap hari. Karena katanya minum kopi dengan perut kosong bisa berbahaya bagi kesehatan. Paling sering sebenarnya adalah sambil mengahadapi laptop di malam hari. Saya baru bisa meluangkan waktu untuk online hanya jika si kecil sudah tidur. Karena sudah malam, tentu saja yang setia menemani saya menulis adalah secangkir kopi. Namun syukurnya, bagi saya kopi tak punya pengaruh terhadap masalah tidur. Mau minum kopi ataupun tidak, kalau mengantuk ya saya dengan cepat bisa tertidur. Menulisnya bisa di pending untuk keesokan harinya. Kalau bagi sebagian orang minum kopi bisa menyebabkan insomnia, gelisah bahkan gangguan pencernaan. Tapi untungnya saya tidak mengalami hal-hal tersebut. Mungkin karena sudah terbiasa dari kecil, jadi tubuh saya sudah beradaptasi :). Di kampung saya, hampir setiap orang minum kopi. Bahkan di kampung-kampung yang lebih terpencil mereka minum kopi dengan garam sebagai pengganti gula jika gula susah di dapat.


Hmmm, tidak terasa sambil menuliskan hal ini ternyata kopi saya juga sudah habis dan tinggal menyisakan ampas hitam. So, selamat menikmati kopimu teman... :)






3 komentar:

  1. aku menikmati tulisannya aja deh, kopinya gak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe.. jadi ingat Mak Lidya bela-belain nyoba minum kopi karena GA ini. :)

      Hapus
  2. Terima Kasih PArtisipasinya :)
    Good Luck

    Salam,
    Lisa Gopar

    BalasHapus