Rabu, 20 November 2013

Bonus Wisata SKPA yang Berbonus…

Kenapa judulnya “bonus yang berbonus”?
Hehe.. Mari saya ceritakan.
Seperti saya kisahkan sebelumnya, setelah mengalami 2 hari seminar + ujian yang sungguh melelahkan dan menegangkan, maka kamipun di beri bonus wisata ke Raja Ampat sehari penuh. Tentu saja ini merupakan hal yang sangat menyenangkan, karena kami jelas membutuhkan refreshing untuk menenangkan otak yang mumet.

Pagi-pagi benar pukul 04.30 saya sudah bangun, menyiapkan bekal dan persiapan untuk ke Raja Ampat. Maklumlah mak-mak, jadi persiapannya ribet karena saya mengangkut si kecil + suami.
Bersama seorang teman yang juga membawa keluarganya (anak + suami), maka kami turun bersama-sama ke pelabuhan Dom tempat kapal yang kami gunakan berlabuh. Kami menyewa speed milik SAR yang lumayan besar bisa mengangkut ± 150 orang. Sekitar pukul 07.30 kapal berangkat menuju ke Raja ampat. Tujuan kami sebenarnya adalah Wayag, sebuah tempat wisata yang sangat terkenal di Raja Ampat, namun sayang sekali sementara ini Wayag masih ditutup untuk kunjungan wisata. Jadilah kami berencana menuju ke Pyanemo, sebuah tempat yang hampir mirip Wayag.

Setengah jam pertama perjalanan semua masih aman, namun tiba-tiba cuaca mulai berubah buruk, hujan dan angin mulai mendera, mengakibatkan ombak mulai bergejolak pula. Para penumpangpun mulai merasa pusing. Kami, yang notabene emak-emak yang membawa anaknya awalnya berada di kamar ABK di dek bawah akhirnya pada keluar kamar menuju ke dek atas karena di bawah terasa sekali goyangannya yang semakin membuat pusing. Wilda, gadis kecil saya mulai menatap saya dengan pandangan sayu dan saya tahu pandangan itu adalah berarti dia mau muntah. Untunglah saya sudah menyiapkan kantong untuk muntah. Setelah Wilda berhoek-hoek, giliran Deva anak teman saya Mia yang muntah, dan kemudian menyusul anak-anak lain, bahkan orang dewasapun mulai bermuntahan di luar sana. Mia dan suaminyapun turut muntah menemani anaknya (biar solider sama anak katanya hehehe…)
Saya sendiri masih berusaha untuk menahan agar jangan sampai ikutan muntah. Hingga akhirnya tibalah kami di Pyanemo setelah 5 jam tersiksa dalam kapal. Sayang sekali, cuaca yang buruk tak bisa membuat kami mendarat, karena selain kapal tak bisa merapat, tak ada speed kecil yang menjemput kami. Menurut sang guide (penunjuk jalan), biasanya ada 2 buah speed yang siap menjemput penumpang di pulau tersebut. Tapi mungkin karena cuaca yang kurang bagus, hari itu speed tak beroperasi. Sebuah perahu karet sempat diturunkan dari kapal kami, namun hanya berlayar beberapa meter, teman-teman yang naik perahu karet itu kembali karena mesin perahu itu kondisinya lagi kurang bagus.
Jiyaah… jauh-jauuh kami datang, dan tak bisa turun pulak.. Sebeel, tentu saja. Tapi apa mau dikata.
Setelah berlabuh mungkin sekitar 20 menit, kapten kapal mengambil keputusan untuk berbalik arah pulang. L
Kapal kembali berjalan, tentu saja masih dengan keolengan yang menyiksa. Penumpang masih ada yang muntah hingga 2 jam kemudian kapal tersebut merapat di sebuah perkampungan penduduk yakni di Kampung Yembuba. Kami akhirnya turun juga dari kapal meski masih gerimis. Wisata di pulau ini adalah hamparan pasir putih yang sangat panjang dan begitu bersih. Kekecewaan kami terobati, dan kamipun menikmati berenang dan bermain di sepanjang pantai tersebut, meski hanya diberi waktu setengah jam oleh orang kapal, karena perjalanan pulang masih jauh, dan sang Kapten tak ingin kemalaman tiba di Sorong.
Puas menikmati wisata singkat tersebut, kami kembali ke kapal yang ternyata sudah dibersihkan oleh ABK dari muntahan-muntahan para penumpang hehehe… Karena lantai masih basah, kamipun menikmati makan sore di jembatan.

Pukul 5 sore kapal kembali berlayar pulang. Namun sayang sekali perut yang sudah diisi tadi tak juga mau berkompromi. Begitu sang Kapten melajukan kapalnya dengan menaikkan kecepatan, penumpang kembali diserang penyakit yang sama seperti tadi. Tiga jam perjalanan pulang dihiasi dengan hoek-hoek di sana-sini. Wajah-wajah pucat pasi bertebaran, diiringi pula dengan wajah-wajah yang terkantuk-kantuk. Wilda yang tadi begitu ceria berlarian di pantai bersama Deva juga kembali muntah. Untunglah sehabis muntah dia langsung tidur di pangkuan saya jadi tak begitu merepotkan.
Tiba di pelabuhan sekitar pukul 8 malam, masih dengan kepala agak oleng-oleng kami masih harus naik motor ke rumah yang berjarak sekitar 45 menit.

Ahh… benar-benar perjalanan bonus yang berbonus, sayang bonus dari bunusnya itu kurang menyenangkan. Hiksss…

Wilda dan Deva, wajah ngantuk, diculik dari tempat tidur



pusing karena mabuk

biar emak tapi teteup eksis
sempat ceria sesaat karena asyik bermain


Pyanemo dari jauh


perjalanan yang memabukkan

mabuk sekeluarga


Yembuba


asyiknya bermain di pantai




langsung tidur begitu sampai di rumah

2 komentar:

  1. Wah sayang bgt ya mak pdhl udh tgl selangkah lg.. Apa daya blm Rejeki insyaallah bisa segera balik lg. Jgn lupa sedia kantong byk2 kesian ABK nya nanti hehehe ;-)

    BalasHapus
  2. Yuup... Padahal dah deket banget.. Tp lumayanlah bisa numpang foto dari jauh aja.. :)

    Iya nih, Kesiaann para ABK yg ngebersihin kapal. :D

    BalasHapus