Rabu, 20 November 2013

Peringatan HKN Kabupaten Sorong 12 November 2013

Tanggal 12 November lalu merupakan Hari Kesehatan Nasional (HKN) yang kembali diperingati oleh insan-insan yang bergelut di dunia kesehatan. Kami dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sorong pun telah membentuk panitia peringatan HKN beberapa minggu menjelang hari H.
Sebenarnya saya agak pusing juga, mana memikirkan kegiatan SKPA yang mana selain jadi panitia saya juga jadi peserta, kemudian dari kantorpun harus masuk pula dalam panitia HKN. Tapi tak apalah, dijalani saja.
Beberapa kegiatan mulai digelar, misalnya jalan santai para pegawai Dinas Kesehatan dan pegawai Puskesmas bersama keluarga, pengobatan missal yang dipusatkan di Kampung Klasari, juga penyuluhan kesehatan bahkan pemutaran film di malam hari di kampong tersebut. Memang kali ini kegiatan HKN memilih lokasi di tempat tersebut bahkan hingga acara puncak.

Sekilas sejarah HKN adalah sebagai berikut :

Pada sekitar tahun 1960-an malaria merupakan salah satu penyakit rakyat yang berkembang dengan subur. Ratusan ribu jiwa mati akibat malaria. Berdasarkan penyelidikan dan pengalaman, sebenarnya penyakit malaria di Indonesia dapat dilenyapkan. Untuk itu cara kerja harus dirubah dan diperbarui. Maka pada September 1959 dibentuk Dinas Pembasmian Malaria (DPM) yang kemudian pada Januari 1963 dirubah menjadi Komando Operasi Pembasmian Malaria (KOPEM). Pembasmian malaria tersebut ditangani secara serius oleh pemerintah dengan dibantu oleh USAID dan WHO. Direncanakan bahwa pada tahun 1970 malaria hilang dari bumi Indonesia.
Pada akhir tahun 1963, dalam rangka pembasmian malaria dengan racun serangga DDT, telah dijalankan penyemprotan rumah-rumah di seluruh Jawa, Bali dan Lampung, sehingga l.k. 64,5 juta penduduk telah mendapat perlindungan dari kemungkinan serangan malaria. Usaha itu juga dilanjutkan dengan nusaha surveilans yang berhasil menurunkan ”parasite index” dengan cepat, yaitu dari 15 % menjadi hanya 2%.
Pada saat itulah, tepatnya pada tanggal 12 November 1964, peristiwa penyemprotan nyamuk malaria secara simbolis dilakukan oleh Bung Karno selaku Presiden RI di desa Kalasan, sekitar 10 km di sebelah timur kota Yogyakarta. Meskipun peristiwanya sendiri merupakan upacara simbolis penyemprotan nyamuk, tetapi kegiatan tersebut harus dibarengi dengan kegiatan pendidikan atau penyuluhan kepada masyarakat. Peristiwa itu kemudian dikenal sebagai Hari Kesehatan Nasional (HKN), yang setiap tahun terus menerus diperingati sampai sekarang. Sejak itu, HKN dijadikan momentum untuk melakukan pendidikan/penyuluhan kesehatan kepada masyarakat.

Tanggal 12 November yang dinantikan sebagai puncak kegiatan HKN akhirnya tiba. Karena Klasari letaknya lumayan jauh dari tempat kami, maka pagi-pagi saya pergi ke tempat bis menunggu para jemputan di alun-alun. Ternyata saya agak terlambat sehingga bis yang menunggu di situ sudah jalan duluan. Jadilah saya menanti bis yang berangkat dari arah kota Sorong. Sekitar 20 menit menunggu, dan ternyata saya tak sendiri, bis yang di tunggupun tiba. Namun sekali lagi sayang, bis ini bahkan sudah penuh sehingga saya harus bergantungan dalam bis. Untunglah setiba di SP 2, bis berhenti dan beberapa penumpang turun untuk naik di mobil-mobil lain yang sedianya akan menuju juga ke Klasari.
Saya yang masih tak mendapat tempat duduk akhirnya bergerak maju ke depan, dan menemukan sedikit ruang di sebelah pak sopir. Gak apa-apalah, yang penting bisa duduk. J
Perjalanan melewati jalan tren alias jalan perusahaan ternyata cukup jauuh. Hampir 2,5 jam kami berada dalam bis. Tapi itu sama sekali tak terasa, karena pemandangan sepanjang jalan yang sangat alami sangat asri dan sedap di pandang mata. Hijau pepohonan dan hutan yang masih alami membuat perasaan menjadi tenang dan adem, meski cahaya mentari pagi sempat menyengat terutama karena saya duduk di depan.
Begitu tiba di Klasari, sudah banyak pegawai kesehatan yang ada. Terlebih sudah ramai karena tempat acara dipusatkan di sebuah sekolah SMP yang murid-muridnya cukup ramai.  Karena saya adalah panitia di seksi konsumsi, maka saya langsung beranjak ke bagian belakang tempat makanan-makanan berada untuk membanttu teman-teman lain menyiapkan konsumsi yang rupanya sudah di pesan lewat jasa catering. Ada dua macam masakan yang di pesan. Ada yang khusus makanan tradisional Papua, dan ada yang makanan umum. Sementara acara mulai berlangsung, yang dihadiri beberapa pejabat pemerintahan, saya dan beberapa orang rekan bersibuk-sibuk ria di bagian belakang.
Kebetulan saya bagian menjaga di menu tradisional. Makanan khas Papua pun terhidang di meja. Ada kasbi rebus (singkong rebus), petatas rebus (ubi jalar), keladi rebus, sayur acar, sate ikan tuna, ikan bakar, ikan kuah kuning, sayur tumis bunga pepaya, kemudian ada sayur di bentuk rollade, pembungkus luar adalah  daun papaya, isinya daun kasbi/singkong, ikan, dan juga teripang. Sungguh makanan-makanan yang benar-benar membangkitkan selera makan. Namun karena saya yang bagian menjaga makanan, demi melihat banyaknya makanan tersebut, sayapun sudah merasa kenyang. Alhasil, saya cuma mencicipi sate ikan tuna karena penasaran seperti apa rasanya, dan kemudian terbirit-birit berlari menuju bis, karena rupanya bis sudah penuh dan siap berangkat. Untunglah seorang teman sudah menyisakan saya tempat duduk.

Demikianlah peringatan HKN ke 49 di tempat kami dari sudut pandang seorang seksi konsumsi… hehehe.






2 komentar:

  1. bekerja di dunia kesehatan jadi hafal ya HKN

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe... Sejarahnya itu dibacakan tiap tahun setiap peringatan HKN mba. Jadi tinggal copas saja.... Qiqiqi.... :D

      Hapus