Senin, 25 September 2017

World Pharmacist Day, IAI Kab Sorong

25 September 2017

Pagi ini, tidak seperti pagi yang biasanya, saya bangun lebih pagi.Kali ini pukul 05.00 saya sudah bak bik buk di dapur. Selesai masak yang disambi menggilas cucian sambil onlen pulak, akhirnya kelar tepat pukul 06.10. Mandi kilat 10 menit, dan segera bergerak buru-buru keluar rumah mengejar amgkot. Sungguh butuh perjuangan, mana harus menggotong teh kotak 1 dos ditambah kertas-kertas spanduk dan selebaran. Namun tak sampai 5 menit tibalah saya di lampu merah alun-alun. Dengan segala kerempongan gotong-menggotong, akhirnya saya berhasil turun dari angkot, membayar 5ribu rupiah yang dititip lewat anak sekolah yang juga ikut turun di tempat yang sama *aduh gak penting amat diceritain juga.

Sambil melongok ke kiri dan ke kanan mencari bantuan, mengira sudah ada rekan saya di TKP tempat kami berencana untuk meeting point tapi ternyata belum nongol satupun, mengasolah saya di pangkalan ojek berteman seorang mas ojek yang rupanga masih sendiri tak punya teman seperti saya. Tidak lama muncul seorang rekan saya dan kami berduapun melaju menuju ke kantor polisi. Ngapain? Minta ditangkap? Ya, nggaklah... 
Tiba di pos jaga :

Kami : "Pagi pak.. Mau lapor nih..!"
Pak Polisi (PP) : "Ya Bu',  ada apa.. (dipanggil ibu ternyata muka gue gak bisa berbohong, nasib mak-emak..)
Kami : "Gini Pak.. kami kan sudah masukkan surat  permohonan ijin kemarin mau ngadain kegiatan di lampu merah begini....begini..begini... dst..."
PP : "Loh, suratnya masuk kapan Bu..(masih ibu lho).. kami belum terima informasinya.."
Kami : Waduuh... untung nih saya bawa surat cadangan.. "Nih pak.. kayak gini lho..." sambil ngejelasin lagi ba bi bu... 
PP : Ooh.. mau bagi-bagi brosur.. Bolehlah.. nanti dikawal sama pak Lantas. Tapi gak bagi-bagi pil bang Somad itu



kan Bu'?
Saya : "Rencananya sih gitu pak.." #sambilmesem-mesem..
PP : "...???#$&/#??++!#&$$@???..."

Singkat kata dan cerita, pak polisi ngijinin dan kitapun kembali ke pangkalan ojek nungguin yang lain. Tak lama satu persatu wajah-wajah ketjeh Apoteker se-Kabupaten Sorong mulai bermunculan. Dan drama dimulai dengan abang Rizal yang tak muncul-muncul padahal dia yang membawa brosur sebagian. Lalu ingat pulalah saya yang lupa membawa masker jatah saya yang mestinya akan ikut dibagi-bagi. Untunglah ada Kak Ros yang bisa dimintai tolong untuk membawakan saya 1 sebagai jatah saya. Jadi kami sudah memutuskan masing-masing membawa 1 dos masker untuk dibagi-bagi ke masyarakat utamanya para pengguna jalan bersama dengan brosur-brosur yang sudah disiapkan. Dan kami terpaksa memulai duluan dengan brosur seadanya karena lampu merah semakin ramai.
Untunglah tak lama Bang eh kayaknya Adek sih, sebutlah dia Adek Rizal muncul membawa brosur sehingga kami dengan segera  bergerak membagi-bagi brosur dan masker. 
"Permisi Pak Bu.. ini ada masker, dipake ya..! Trus brosurnya di baca ya, bebas DP cicilan ringan..."..eh.. nggak deng.. dikira nawarin KPR malahan.. 

"Permisi Pak.. ini ada masker..."
"Nggak dek!"... (eciyeee... dipanggil adek..) 
"Gratis lho pak.. tapi syaratnya brosurnya mesti dibaca ya.."
"Oh ya?.. minta 2 kalo gitu buat penumpang di belakang..!"
"......-_- "


Lampu merah berikutnya..
Temen saya : "Permisi Pak.. "
Sopir mobil terus melaju namun kemudian bukain kaca mobil...
Temen saya : kejar mobil... lalu ....gubrak... ternyata Papol yang tadi.. 

Next ...
Saya : Permisi Pak.. 
Si Bapak : Ini saya bisa dapat di Apotek mana?.. 
Saya : Di semua apotek Kab Sorong pak... cari saja Apotekernya..
#lalu mikir, si Bapak kok tau ini kegiatan Apoteker..  dan kemudian sadar, pasti tadi dia sudah lewat.. :D

Dst...

Dst....

Dst......


Tak terasa hampir sejam kami berdiri di bawah  teduhnya lampu merah. Teduh, karena cuaca sangat bersahabat, tak panas.. namun gerimis mengundang. Jualan aka brosur dan masker laku keras. Lalu tampak seorang gadis manis berjas putih tulang turun dari mobil lalu berlari-lari kecil menuju ke arah kami. 
"Maaf kakaa.. telat...  !"
"Gak papa dek, asal bukan telat yang itu ya.. 
kamu bantuin megang-megang poster saja, lumayan buat poto-poto... "
"Loh.. sudah pada mau pulang?".. 
"Hehehe... 
Dan kami semua tersenyum sumringah diiringi cekrek kiri kanan bahkan siaran langsung ala-ala...

Berkumpullah kami di satu sisi lampu merah. Dua orang adek dengan semangat menggebu-gebu ala pahlawan dengan penuh antusiasme secara bergantian mulai menyerukan himbauan bagi seluruh rakyat indonesia.. khususnya masyarakat kabupaten  sorong agar cerdas  menggunakan obat.
Maraknya pemberitaan akan obat ilegal PCC yang telah merusak jiwa anak muda menjadi keprihatinan utama, yang mana profesi apoteker turut tersudutkan karena pemberitaan yang tidak jelas. Ah... bukankah kami yang seharusnya berada di garda terdepan memberikan layanan kefarmasian?
Kalaupun kami menjual obat psikotropika  dan narkotika, tentunya dengan seturut segala peraturan dan undang-undang yang berlaku. Toh kami profesi  yang legal untuk itu. Semua demi kepentingan dan kesehatan bangsa ini.  #curhatdikit...

Waspada  Obat Illegal.
Obat Illegal Berbahaya.
Jangan beli obat secara online.
Beli Obat di Apotek.
Masyarakat cerdas gunakan  obat dengan bijak.
Antibiotik hanya dengan resep  dokter.
Jika ragu dengan obat yang anda konsumsi, tanya apoteker.
Dapatkan obat di sarana kesehatan yang resmi
Hati-hati gunakan obat.
Obat adalah racun, tergantung cara pakainya.
Nyatakan perang terhadap obat  ilegal.
Tanya obat tanya apoteker.
Jayalah apoteker Indonesia.


Selamat Hari  Apoteker Sedunia
World Pharmacist Day
25 September 2017


#terimakasih kawan semua atas partisipasi kalian.













Tidak ada komentar:

Posting Komentar