Sabtu, 16 Maret 2013

Kejutan di hari Ultah


Kemarin, tanggal 15 Maret, kalau ada yang ingat (ih kayak seleb saja) sebenarnya adalah hari ulang tahun saya. Namun karena seperti biasa, orang rumah tidak ada yang tahu, maka hari tersebut terlewatkan seperti hari-hari biasa saja. Tak ada yang ingat, suami saya apalagi. Ulang tahun saya memang tak pernah dirayakan, hanya sekali seperti di cerita saya yang ini. Dulu waktu sekolah sih, ya seringnya mengajak teman-teman makan bakso, cukup deh. Tapi itu sudah merupakan perayaan yang membuat hati senang karena bisa berbagi dengan orang lain.
Tapi, sekarang palingan cuma mengucapkan selamat ultah buat diri sendiri... *kasian ya...

Pagi-pagi, seperti biasa, saya menelepon mama saya sekedar menanyakan kabar dan sedikit ngobrol-ngobrol. Namun tiba-tiba, tak di sangka ternyata mama saya ingat hari ini Ulang tahun saya dan mengucapkan selamat Ultah. (Makasih Mom, love you so.. mmuachh..muaach..)


Setelah menjalankan aktivitas di rumah seperti biasa, saya ke kantor dan di kantor saya menerima 2 buah sms ucapan selamat. Satu dari keponakan saya, satu dari seorang ibu teman pengasuh Sekolah Minggu. Masih di kantor, suami saya mengirim sms menyuruh saya pulang cepat. Hati saya berdebar-debar, wah.... jangan-jangan papa menyiapkan kejutan nih.. Saya balas," tunggu dulu, masih banyak kerjaan". Akhirnya karena penasaran, saya buru-buru menyelesaikan kerjaan saya dan mengintip kiri-kanan, ah sepi, bolos deh.. *jangan di tiru ya..
Yang benar adalah, bos saya sudah pulang duluan, dan saya ngekor dari belakang. Mana berani pulang duluan, bisa dikeplak sama bos... :)
Sampai di rumah, masih dengan berdebar-debar, mana kejutannya? Yang ada malah saya di suruh jaga apotek  karena Papa mau pergi ke kota karena ada urusan... Hiksss... nangis guling2..
Ah, biarlah, kan untungnya adalah saya bisa menghabiskan waktu lebih banyak dengan anak saya sambil bekerja.
Saya pun melanjutkan rutinitas dan menunggu sambil harap-harap cemas kalau-kalau Papa ke kota itu 'tuk beli kado... :) *masih ngarepp...
Namun ternyata sampai sore, Papa nggak pulang, malah dia lanjut ke lokasi pembangunan rumah kami untuk membantu tukang yang sedang bekerja. Dia ke kota itu untuk membeli tambahan bahan bangunan.
Yah,biarlah,, nasib.. nasib...
Sore menjelang malam, seperti biasa karena ada dokter praktek, maka saya sibuk di depan apotek melayani pasien. Anak saya (2t10b) di belakang bermain dengan sepupunya. (Kami tinggal di ruko yang kami sewa untuk apotek, dan di atasnya untuk rumah tinggal). Biasanya sih, saya sering mengajak si kecil bermain dalam apotek. Paling nggak saya bisa awasi dia bermain sambil saya sendiri bekerja.
Namun kali ini karena di rumah banyak orang maka saya biarkan saja dia bermain di belakang. Kemudian tiba-tiba saya mendengar bunyi-bunyian dari atas lantai 2. Saya masih tenang-tenang saja. Biasalah, anak saya sering bermain dengan melempar mainannya turun lewat tangga hingga bunyi berisik. Biarkan sajalah pikir saya, toh ada yang mengawasi di belakang.
Kemudian tidak lama saya dengar ponakan saya menangis menjerit-jerit. Terdengar pula suara ibunya memarahi dia.. (yang pernah dengar orang Ambon marah2 pasti ngerti bunyinya kayak apa...). Kemudian suami saya keluar menggendong anak saya yang juga lagi menejerit. Sontak saya berhenti melayani pasien, dan saya mengambil si kecil. Suami saya bilang, dia bersama sepupunya naik di atas seng sambil dan mereka  duduk paling ujung dadah-dadahan ke bawah. ...
Duh, saya langsung lemas.. Nggak kebayang nih si bocah bisa sampai begitu.. Kalau jatuh bagaimana nak?....
Yah, nggak mungkin menyalahkan si kecil, toh rasa ingin tahunya yang mendorong mereka terjun ke seng.
Dari dulu kami memang berniat memasang teralis di jendela, tapi belum pernah kesampaian.
Akhirnya tanpa tunggu lama, papa langsung ke toko membeli kawat-kawat untuk di pasang sementara.

Apa yang bisa saya pelajari?
1. Ternyata, anak memang harus selalau di awasi. Jangan pernah percaya kalau  dia sedang aman-aman saja bersama orang lain kalau belum dipastikan sendiri dan di cek.
2. Jika sudah niat jangan pernah di tunda-tunda.
3. Jangan pernah mengharapkan kejutan di hari ulang tahun, bisa-bisa dapat kejutan yang mengerikan.. hufftt.

Yups, itulah kejutan besar yang saya dapat di hari ulang tahun kemarin.

Dan kalau ada yang penasaran, apa suami saya akhirnya ingat Ulang tahun saya?,  Jawabannya tidak sama sekali.  :)

di ujung seng itu mereka duduk dadah-dadahan ke bawah

mereka naik sofa kemudian meluncur keluar (akhirnya dipagari)

4 komentar:

  1. selamat ulang tahun mam..., sama2 Pisces kita yah... all the best ya..
    aduh ..ngeri membayangkan anak2 duduk di ujung seng itu...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih Mak..
      Duh, sampai sekarang kalau ingat, saya masih lemess.. :(

      Hapus
  2. selamat ulang tahun ya ..
    anak2 selalu ingin mencoba tanpa tahu bahayaya apa, duh ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe.. Makasih Mak..
      Yah, namanya juga anak2.. :)

      Hapus